Rabu, 31 Oktober 2018

DATA PENERBANGAN LION AIR PK-LQP JT-610 YG JATUH DI PERAIRAN KERAWANG

FLIGHTRADAR24.COM - Jalur Alur Penerbangan JT-610



Penerbangan Lion Air JT610 berangkat dari Jakarta menuju Pangkal Pinang pada pukul 06:20 waktu setempat (23:20 UTC) pada 29 Oktober dan kehilangan kontak segera setelah keberangkatan. 
Flightradar24 menerima pesan ADS-B terakhir dari pesawat di 23:31:56 UTC di ketinggian 425 kaki AMSL. Penerbangan dioperasikan oleh registrasi Boeing 737 MAX 8 PK-LQP. Pesawat itu dikirim ke Lion Air pada 13 Agustus 2018, lebih dari dua bulan yang lalu dan memasuki layanan dengan maskapai penerbangan pada 18 Agustus. Ini didukung oleh dua mesin CFM LEAP-1B.
Pesawat berangkat dari Jakarta pada 23:20 UTC. Data terakhir diterima dari pesawat 11 menit kemudian pada 23:31 UTC.

CATATAN PENERBANGAN JT-610 & JT-43 (Catatan Penerbangan PK-LQP Sebelumnya)
-- JT610, Data ADS-B Granular
Data ADS-B normal diproses pada interval 5 detik untuk ditampilkan di situs web dan aplikasi seluler Flightradar24. Data granular disimpan sebagai diterima dalam interval jauh lebih kecil dari 5 detik. Flightradar24 telah mengunduh data ADS-B granular dari penerima di area tersebut dan memprosesnya. File CSV granular lengkap untuk penerbangan disertakan pada link di bawah ini untuk diunduh.
[
https://www.flightradar24.com/blog/flightradar24-data-regarding-lion-air-flight-jt610]

     Mengomentari Bloomberg, juru bicara Lion Air Danang Mandala Prihantoro mencatat bahwa pilot JT43, penerbangan yang dioperasikan oleh PK-LQP segera sebelum JT610, melaporkan masalah dengan sensor pada pesawat yang digunakan untuk menghitung kecepatan udara.

Grafik dibawah ini menunjukkan ketinggian yang dikalibrasi (kaki, di atas permukaan laut rata-rata), Kecepatan tanah (knot), dan kecepatan Vertikal yang diperoleh (kaki per menit) diterima sebagai bagian dari data ADS-B dari pesawat untuk seluruh penerbangan.

-- JT43, Data ADS-B Granular, 
      Flightradar24 telah mengunduh dan memproses data ADS-B yang terperinci dari JT43. Yang menarik adalah data dari sekitar 11 menit pertama penerbangan.
Grafik di bawah ini menunjukkan data yang sama, tetapi hanya dari 11 menit pertama penerbangan dari 14:21 hingga 14:32 UTC

Grafik di bawah ini didasarkan pada data granular dari seluruh penerbangan JT43.

Minggu, 28 Oktober 2018

LOADING DOCK LEVERER UNTUK ATASI PERBEDAAN KETINGGIAN LANTAI WAREHOUSE DENGAN RAGAM DECK CARRIER


Banyak Warehouse (WS) daibangun dengan meninggikan lantai dengan maksud agar proses loading-unloading dari carrier pengangkut barang bisa dilaksanakan dengan cepat.
Namun sayang ketinggian lantai WS tersebut tak bisa mengakomodir ketinggian semua deck dari  cerrier. Untuk truk besar saja, antara Tronton dengan Trailer sering kali berbeda ketinggian deck ruang muatnya, apalagi antara truk besar dengan truk sedang seoerti colt diesel. Pada kelompok trailerpun terdapat perbedaan ketinggian antara yang regular dengan jumbo, demikian pula antara truck sedang dengan truk besar.

Perbedaan ketinggian tsb disamping akan mempersulit & memperlambat proses bongkar-muat barang. Pemasangan jembatan sementara yang tidak bisa dengan disesuaikan dengan perubahan ketinggian  & tak memiliki lidah-lidah, potensial menimbulkan bahaya baik pada kendaraan untuk bongkar muat, barang maupun operator yang melaksanakan proses bongkar muat.
Tanjakan yang cukup curam akan menimbulkan hentakan pada saat forklift berpindah dari deck kargo ke lantai WS atau sebaliknya tidak hanya bisa membuat jembatan sementara tersebut bergeser, namun juga 
atau getaran yg ditimbulankan cukup berbahaya bagi operator forklift. Getaran dapat dapat menyebabkan cedera punggung dan leher kronis.

Kondisi-kondisi diatas ini dapat dikurangi atau dihilangkan dengan memasang Loading dock leverer sebagai jembatan yang dapat memperhalus transisi gerak perpindahan forklift, bisa di sesuaikan dengan ketinggian deck carrier & perubahannya dan aman karena menyatu dengan warehouse 
Dengan Loading dock leverer disamping meminimalisir delay waktu, untuk menjaga keamanan  juga untuk mengatasi beda  untuk mengurangi cedera kronis dan kerusakan peralatan di dok pemuatan.

Fitur Loading dock leverer standar kami membantu:
  1. Memberikan transisi yang mulus untuk forklift dari lantai gudang ke trailer/kontainer - bahkan pada trailer yang tidak seimbang - dengan engsel belakang radius konstan, kontrol sakelar dua titik, dan lips yang dioptimalkan.
  2. Menghindari resiko drop-off akibat beda dermaga kosong dan fasilitasi pemuatan akhir tanpa hambatan dengan Safe-T-Lip® eksklusif kam.
  3. Lindungi personel selama inspeksi dan pit clean out dengan Safe-T-Strut® kami yang eksklusif yang dilengkapi kemampuan lockout / tagout.
  4. Menawarkan fleksibilitas untuk penggunaan forklif 3 dan 4 roda dengan rekayasa struktur yang unik

Rabu, 03 Oktober 2018

MELEMAHNYA HARGA BERAS DUNIA BISA MEMBUAT PETANI SEMAKIN TERJEPIT JIKA....



"Ada hal yang cukup serius yang harus disiapkan bangsa ini.." demikian yang disampaikan 
Yanuar Rizky dalam statusnya FB 30/10/2018.

Yanuar selanjutnya menyampaikan:
Grafik komparasi yang antara terus melemahnya kurs Rupiah terhadap USDollar yang dikompensasi oleh penurunan harga beras di pasar internasional... Pola ini sama dengan harga kedelai (tempe) yang pernah beliau sharing di status juga...
BI merefer BPS mengatakan terjadi Deflasi (penurunan) harga pangan bulan Agustus (2018)... jika itu diambil dari impor bisa jadi pengendalian harga bisa kita ambil...
Tapi, drama off-taker harga produksi petani plus marjin untungnya juga harus dijaga... karena beda dengan kedelai, isu beras di negara kita bukan hanya soal harga konsumen tapi juga basis petani...
Saya rasa pemerintah perlu punya skenario win-win antara mitigasi inflasi dalam pragmatisme impor dan menjaga NTP (Nilai Tukar Petani)... ini adalah kunci ... buat oposisi juga harus jelas juga apa tawarannya untuk pola dunia yang makin dinamis seperti ini...
Sisi lain, deflasi tapi bunga acuan BI naik... ini juga anomali yang masalahnya struktural... masalah masa depan bangsa, harus dibahas serius.
Menyimak status beliau, saya teringat kembali akan status yg saya buat beberapa hari sebelumnya tentang grafik yang menunjukkan belum adanya perubahan dari nasib petani Indonesia.
APAKAH PETANI KITA TELAH LEBIH BAIK NASIBNYA?
INDEKS NILAI TUKAR PETANI YG MENDATAR & UPAH RIIL BURUH PERTANIAN YG LEBIH RENDAH DARI MASA2X SEBELUMNYA, TAK MENUNJUKKAN ITU.
.
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya hidup dari sektor pertanian. Namun, nasib para petani di tanah air seperti tidak banyak mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang cenderung datar, juga Indeks Upah Buruh Riil Buruh Pertanian (URBP) yang bahkan dalam 3 tahun terakhir cenderung lebih rendah dibanding semester II 2014 adalah cerminan dari indikator kesejahteraan petani tersebut.
Lebih kecilnya upah riil buruh pertanian di masa ini tentu saja akan memperbesar himpitan akan kehidupan atas para petani, yang itu akan berimbas pada semakin tidak diminatinya dunia pertanian sebagai mata pencaharian.
Data BPS mencatat NTP pada Agustus 2018 berada di level 102,56, yang berarti turun 0,49% dari posisi akhir 2017. Ini mengindikasikan bahwa daya beli (kesejahteraan) petani sepanjang tahun ini turun 0,49%. Sementara URBP pada Agustus 2018 sebesar Rp 37.863/hari, naik 0,95% dari posisi akhir 2017.
Rendahnya upah buruh tani, minimnya lahan yang dimiliki, serta harga jual produk pertanian tidak menguntungkan para petani membuat indikator kesejahteraan petani belum mampu bergerak lebih jauh.
Meskipun harga-harga bahan pangan (pertanian) sering mengalami kenaikan seperti saat menjelang puasa dan lebaran, tapi tidak banyak berdampak terhadap para petani. Sebab yang mendapat untung besar adalah para spekulan dan bukan petani.

DIMANA LETAK KEMUNGKINANNYA :-- Jatuhnya harga produk beras dunia yg lebih murah, bisa memicu untuk mengambil Opsi Import dibandingkan dengan menyerap hasil petani lokal yang harga perolehannya masih relatif lebih mahal dibanding harga international plus adanya hal yang yang secata teknis lebih "rumit & panjang proses perolehannya" dibanding Impor.

Senin, 01 Oktober 2018

PALU, DILULUHKAN TSUNAMI DILANTAKKAN LIKUIFAKSI

Beberapa sahabat minta pendapat saya ttg apa yg terjadi di Palu sehingga begitu memilukan. DiLULUHkan gelombang air dari laut, di atas diLANTAKkan oleh "Likuifaksi" hingga area sekitar 1.25 KM2 beserta bangunan diatasnya dilumat roboh dan sebagian nyaris tenggelam. Sungguh saya tak punya pengetahuan untuk menjelaskannya. Tak ada ilmu saya atas itu kecuali sedikiiit saja. Namun karena pertanyaan2x itu, saya mendapat hikmah. Apa yg sedikiiiit saya punya, saya coba gali & tanyakan pada ahlinya. Dengan sedikit mengabaikan berita "cari uang &/ dukungan" didunia maya, Saya explore apa yg mungkin bisa menjawab atau melengkapinya. Hingga saya berhenti ke sebuah Portal milik negara yang sepengetahuan saya, Portal ini pernah menjadi rujukan 23 negara setelah di resmikan penggunaannya pada 2008 lalu. Saya amati dengan seksama, saya perhatikan kronologi kejadiannya. Hasilnya, saya kembali tanyakan pada ahlinya. Jawabannya nyaris seperti prakiraan yang ada dibenak saya. Palu, diluluhkan Tunami imbas 2 gempa yg terjadi diarea atasnya, Dan dilantakkan akibat 1 gempa yang terjadi di salah satu bukitnya. Bak kotak pasir yang dibawahnya mengandung air, di Hoyok-Hoyok (diguncang maju-mundur), air menekan keatas & lumpur naik kepermukaan, tanah berubah menjadi lembek dan bangunan kehilangan pijakan, roboh & sebagian tertelan. Hukum gerak air yg selalu menuju ke temoat yg lebih rendah, membuat kerusakan yg ditibulkan semakin parah. Begitulah kira2x bahasa "hipotesa" tukang ketok karat kapal ini menerangkannya. Yg jelas.... ini pelajaran berharga.... sangat2x berharga. Dan berharap pemimpin negeri ini aware lalu memperbaiki kekurangnnya. Agar kelak, korban akibat bencana, meski tak terhindari, namun bisa diminimalisir jatuhnya.